Ruang Lingkup Materi Pendidikan Islam
- Pendidikan keimanan (Tarbiyatul imaniyah),
- Pendidikan keimanan (Tarbiyatul imaniyah),
- Pendidikan moral/akhlak ((Tarbiyatul khuluqiyah),
- Pendidikan jasmani (Tarbiyatul jasmaniyah),
- Pendidikan rasio (Tarbiyatul aqliyah),
- Pendidikan kejiwaan/hati nurani (Tarbiyatulnafsiyah),
- Pendidikan sosial/kemasyarakatan (Tarbiyatul ijtimaiyah), dan
- Pendidikan seksual (Tarbiyatul Syahwaniyah)
kedelapan ruang lingkup materi pendidikan Islam di atas yang akan saya uraikan dalam tulisan ini manjadi 3 materi pokok pembahasan yang terkandung dalam;
- Tarbiyah Aqliyah (IQ learning),
- Tarbiyyah Jismiyah (Physical learning), dan
- Tarbiyatul Khuluqiyyah (SQ learning).
Pertama, adalah Tarbiyah Aqliyah (IQ learning). Tarbiyah aqliyah atau sering dikenal dengan istilah pendidikan rasional (intellegence question learning) merupakan pendidikan yang mengedapan kecerdasan akal. Tujuan yang diinginkan dalam pendidikan itu adalah bagaimana mendorong anak agar bisa berfikir secara logis terhadap apa yang dlihat dan diindra oleh mereka. Input, proses, dan output pendidikan anak diorientasikan pada rasio (intellegence oriented), yakni bagaimana anak dapat membuat analisis, penalaran, dan bahkan sintesis untuk menjustifikasi suatu masalah. Misalnya melatih indra untuk membedakan hal yang di amati, mengamati terhadap hakikat apa yang di amati, mendorong anak bercita cita dalam menemukan suatu yang berguna, dan melatih anak untuk memberikan bukti terhadap apa yang mereka simpulkan.
Kedua, Tarbiyyah Jismiyah (Physical learning). Yaitu segala kegiatan yang bersifat fisik untuk mengembangkan biologis anak tingkat daya tubuh sehingga mampu untuk melaksanakan tuigas yang di berikan padanya baik secara indifidu ataupun sosial nantinya , dengan keyakinan bahwa dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat “al-aqlussalim fi jismissaslim“ sehingga banyak di berikan beberapa permainan oleh mereka dalam jenis pendidikan ini.
Dan ketiga, Tarbiyatul Khuluqiyyah (SQ learning) Makna tarbiyah khuluqiyyah disini di artikan sebagai konsistensi seseorang bagaimana memegang nilai kebaikan dalam situasi dan kondisi apapun dia berada seperti; kejujuran, keihlasan, mengalah, senang bekerja dan berkarya, kebersihan, keberanian dalam membela yang benar, bersandar pada diri tidak pada orang lain, dan begitu juga bagaimana tata cara hidup berbangsa dan bernegara.Oleh sebab itu maka pendidikan ahlak tidak dapat di jalankan dengan hanya menghapalkan saja tentang hal baik dan buruk, tapi bagaimana menjalankannya sesuai dengan nilai nilainya. Ada beberapa bagian dalam hal ini antara lain:
- mengumpulkan mereka dalam satu kelompok yang berbeda karakter,
- membantu mereka untuk menemukan jati dirinya dengan memberikan pelatihan, ujian, dan tempaaan,
- membentuk kepribadian/mendoktrin dengan selalu menjahui hal yang jelek dan berpegang teguh terhadap nilai kebaikan
2 Komentar:
BTW... waktu microteaching,saya tidak sempat menyampaikan materi inti tentang tarikh islam,sebab saya menghabiskan dan mengulur waktu dengan menulis penempatan sandi2 huruf2 Muqatha'at pada al-qur'an,itulah kesalahan fatal saya,mudah2an ketika mengajar nanti tidak ada kesalahan lagi,sebab saya grogi juga,dan tidak menyimpang dari ruang lingkup materi pendidikan islam bagi anak smu kelas X
dosen lainnya mana?? kok cuma pak Arif??
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda